Sabtu, 15 Oktober 2011

cerpen (Putri Ulin)

PUTRI ULIN

            Pada zaman dahulu, hiduplah seorang putri bernama Putri Ulin. Sejak kecil ia tinggal sendirian di dalam hutan. Kedua orangtuanya sudah lama meninggal saat ia masih kecil. Ayahnya mati karena diterkan harimau, sedangkan ibunya meninggal pula tidak lama setelah tidak tahan menahan kesedihan.
            Kehilangan kedua orang tua bukan sesuatu yang ingin dialami oleh Putri Ulin. Dia sangat sedih. Kesedihan yan ia alami sempat membuat Putri Ulin sanagt depresi. Tapi, seketika itu ia sadar, bahwa ia harus tetap bertahan hidup dan harus melanjutkan kehidupannya. Dan ia juga sadar bahwa ia tidak sendirian. Masih ada sahabat setianya-kiko-seekor kucing hutan berwarna abu-abu keemasan yang Putri Ulin temukan di hutan. Meski Putri Ulin dan kiko tidak memiliki bahasa yang sama, tapi mereka bisa saling mengerti dan bisa saling memahami satu sama lain.
            Suatu hari, Putri Ulin ingin mencari bahan makanan seperti jamur, sayuran dan umbi-umbian di hutan. Tidak lupa Kiko ikut mendampinginya. Setelah beberapa jam mencari, Putri Ulin tidak menemukan bahan makanan yang  dicari. Tapi hal itu tdak membuat Putri Ulin menyerah. Dia terus mencari bahan makanan hingga keatas bukit di tengah hutan. Setelah sekian lama mencari, akhirnya ia menemukan jamur yang ia cari. Jamur itu berada di dekat bibir gua yang tingginya mencapai dua meter. Dia mengambil semua jamur yang ada hingga tidak ada jamur yang tersisa. Kalau di bibir gua ada banyak jamur, berarti di dalam gua pasti masih banyak jamur yang tersisa. Aku harus mengambil semuanya. Kata Putri Ulin dalam hati. Ia dan Kiko pun memasuki gua tersebut. Dan ternyata di gua tersebut tidak terdapat jamur satu pun. Putri Ulin sangat kecewa.
“ternyata di gua tidak terdapat jamur” kata Putri Ulin. “kiko, kurasa ini kita harus merasa puas dengan apa yang kita dapatkan hari ini. Malam ini, kita makan malam dengan ini saja ya.” Lanjutnya.
            Ketika mereka berjalan menuju keluar gua, tiba-tiba terjadi gempa dan membuat langit gua runtuh sehingga menutupi jalan keluar gua. Gempa tersebut membuat Putri Ulin dan Kiko terkejut. Mereka panik karena jalan keluar gempa tertutup oleh batu-batu yang runtuh dari langit-langit gua. Mereka sangat bingung dan tidak tau apa yang harus dilakukan. Putri pun menangis. Dia takut kalau dia akan mati. Aku tidak mau mati dalam keadaan seperti ini. Kata Putri dalma hati sambil menangis. Tiba-tiba Kiko menggigit baju Putri dan menariknya.
 “apa yang ingin kau lakukan,kiko? Apa kau ingin menunjukkan sesuatu?” kata Putri. Ia pun mengikuti kiko. Mereka berjalan ke dalam gua. Dan tidak lama kemudian, mereka melihat sebercak cahaya dari ujung gua. Dan ketika mereka sampai di ujung gua. Mereka melihat sebuah lembah hijau. Dan di ujung lembah tersebut, terdapat sebuah air terjun yang sangat indah. Di tenagh-tengah lembah, terdapat perkampungan kecil dan beberapa petak sawah yang ditanami padi yang masih muda. Pemandangan petak sawah tersebut seperti hamparan karpet hijau.
“kiko, kau hebat!! Kau berhasil menemukan jalan keluar!” kata Putri Ulin. Sambil mengelus kepala kiko.
“meong!” jawab kiko.
“sebaiknya kita ke perkampungan itu. Mungkin disana kita bisa mendapat sedikit bantuan dan sedikit makanan. Aku benar-benar lapar. Kau lapar juga kan, kiko?”
“Meong!”
            Mereka berdua memutuskan untuk menuruni lembah dan menuju ke perkampungan tersebut. sesampainya di sana, mereka melihat banyak sekali orang yang berjualan di pinggir jalan. Putri ulin dan kiko belum pernah melihat pemandangan seperti ini sebelumnya.
            Sudah 15 menit ia berkeliling pasar, tapi di bingung minta bantuan kesiapa. Dan ketka ia berjalan, dia melihat seorang wanita tua yang sedang mengankat I karung yang berisi buah. Dan tiba-tiba, wanita tersebut terjatuh dan semua isi dari karung yang dibawanya berhamburan. Putripun segera menolongnya..ia membantu mengambil Buah-buahan yang jatuh dan menaruhnya kemabli ke karung wanti tersebut.
“terima kasih nona.” Kata wanita tua tersebut.
“sama-sama bu.” Kata Putri.
“ibu tidak pernah melihat nona, apakah nona orang baru disini? Dan rmah nona dimana?”
“saya memang bukan penduduk sini. Saya tidak punya rumah disini, saya tersesat. Saya tdak tau jalan pulang”
“kasian sekali engkau nona. Kalau begitu, ikutlah dengan saya. Anda boleh tinggal dirumah saya.”
“terima kasih bu.”
            Mereka pun berjalan bersama-sama menuju rumah wanita tua tersebut. sesampainya di dalam rumah, Putri Ulin dan kiko dipersilahkan duduk. Disana Putri Ulin bercerita tentang kejadian yang mereka alami. Karena merasa iba, wanita itu mengijinkan Putri Ulin untuk tinggal dirumahnya dan menganggap putri ulin sebagai anaknya sendiri.
            Sejak saat itu, putri Ulin tinggal dan hidup bahagia bersama wanita tua tersebut. tapi kebahagiaannya tidak bertahan lama. Di perkampungan tersebut terjadi wabah penyakit yang membuat hampir seluruh warganya terserang penyakit. Seluruh warga kampung tersebut menganggap bahwa kedatangan Putri Ulin lah yang menyebabkan wabah tersebut. hampir 10 tahun tidak ada pendatang baru yang datang di perkampungan tersebut dan tidak terjadi wabah, tapi setelah kedatangn Puti Ulin, wabah penyakit pun datang.
            Para warga sepakat untuk mengusir Putri Ulin. Tapi wanita tua yang merawat putri Ulin menolak hal itu. Dia mencoba meyakinkan para warga bahwa penyebab wabag tersebut bukan karena kedatangan Putri Ulin.
“semua ini bukan karena kedatangan Putri!! Ini merupakan takdir yang diberikan Oleh Tuhan sebagai cobaan bagi kita!” kata wanita tua yang mencoba meyakinkan para warga.
“ini karena kedatanan anak itu! Anak itu lah penyebab wabah ini!! Kita harus mengusirnya dari kampung kita!!” teriak salah seorang dari warga yang mengamuk.
Tiba-tiba ada salah satu dari warga memberikan suatu usul.
“lebih baik kita suruh dia mengambil buah Boma, setelah itu kita usir dia. Setuju?”
“SETUJU!” teriak semua warga.
            Dengan berat hati, Putri ulin harus menerima keputusan tersebut.
            Keesokn harinya Putri ulin dan Kiko telah siap untuk berangkat mencari buah boma di gunung Magnolia yang terletak di ujung barat lembah tersebut. sebelum berangkat, ia meminta dizin kepada wanita tua.
“bu, saya pergi dulu.” Kata putri ulin kepada wanita tua
“Putri, gunung magnolia sangat berbahaya, jangan pergi kesana.” Kata wanita tua kepada Putri Ulin.
“saya harus kesana, bu. Hanya buah boma yang bisa bisa menyembuhkan penyakit para warga. Karena itu saya harus menemukannya. Lagi pula, saya tidak pergi sendiri. Kiko ikut dengan saya dan akan menjaga saya.”
“berhati-hati lah Putri. Perjalananmu tidak akan mudah. Aku akan selalu mendoakanmu.”
“terima kasih.”
            Mereka pun berpelukan. Dan akhirnya Putri dan Kiko pergi meninggalkan perkampungan menuju gunung mognalia.
            Butuh waktu tiga hari dari perkampungan untuk sampai di gunung mognalia. buah bomi, buah yang berbentuk lonong yang berwana hijau kebiruan terletak di puncak gunung mognalia. Konon, buah ini bisa mengabulkan  satu permintaan bagi orang yang memakannya. Buah inilah yang digunakan oleh Putri Ulin untuk menghilangkan wabah penyakit di perkampungan.
            Perjalanan Putri Ulin dan Kiko tidaklah mudah. Banyak sekali halangan dan rintangan yang mereka hadap. Tiga hari berlalu dan mereka pun sampai di gunung Mognalia. Mereka terus berjalan dan mencari buah Boma hingga mencapai puncak gunung. Disana Putri Ulin dan Kiko terus mencari buah Boma.    
            Hari sudah malam tapi mereka belum menemuka buah yang mereka cari. Mereka pun memutuskan untuk bermalam di sebuah gua yang berada di puncak gunung.
            Keesokan harinya, Putri Ulin memutuskan untuk mencari Buah Boma Lagi. Tapi kali ini ia mencari buah Boma di dalam Gua karena ia mendapat firasat bahwa buah Boma berada di suatu tempat di gua itu.
“Kiko, kita cari buah itu di dalam gua ya. Aku punya firasat bahwa buah itu ada dalam gua ini.” Kata putri Ulin kepada Kiko.
“meong!!” jawab Kiko.
Mereka pun berjalan menyusuri gua dan ketika sampai di ujung gua….
“Kiko!! Kita berhasil!! Kita menemukan buah ini!!” seru Putri Ulin kepada kiko
“meong… meong…!” jawab kiko.
            Merekapun menemukan buah boma. Buah itu berada di sebuah pohon berdaun lebat yag tingginya kurang lebih 2 meter. Mereka sangat senang, terutama putri Ulin. Merekapun memutuskan untuk pulang.
            Sesampainya di perkampungan, putri Ulin langsung menuju ke rumah wanita tua. Wanita tua sangat bahagia karena Putri Ulin dapat kembali dan dapat membawa buah Boma. Seluruh warga perkampungan berkumpul dirumah wanita tua. Mereka menunggu Putri Ulin memakan Buah tu dan menyebutkan Permintaannya. Akhirnya Putri ulin memakan Buah itu sambil mengucapkan permintaannya dalam hati. Tidak lama kemudian, wabah penyakit di perkampungan tersebut hilang dan seluruh warga yang terkena wabah juga sembuh seketika.
            Warga pun  hanyut dalam kegembiraan akan hilangnya wabah penyakit dari perkampungan. Dan seluruh warga memutuskan untuk mengijinkan Putri Tinggal di perkampungan tersebut. putri ulin pun bahaia dan mereka hidup bahagia.

Selesai……………..      


by : Chika (imago-perfect)