Sabtu, 15 Oktober 2011

Resume hikayat (Hikayat Abdullah)

            Abdullah adalah keturunan arab. Moyangnya Berbangsa Arab yang berasal dari Yaman dan hijrah ke Malaka. Ayah Abdullah, syeikh Abdul Kadir menikah dengan seorang wanita Malaka bernama Salmah pada tahun 1200 hijriyah. Pada tahun 1231 hijriyah, ibu Abdullah meninggal dunia. Pada tahun yang sama, ayahnya pula kembali ke rahmatullah. Ketika itu, Abdullah berada di Singapura sedang mengajar bahasa Melayu kepada saudagar-saudagar inggris.
            Abdullah di lahirkan pada hari ahad, 7 safar 1211 hijriyah.  Abdullah merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Kakaknya semua laki-laki. Tetapi semua saudaranya meninggal dunia ketika masih kecil. Pada usia 4 bulan, Abdullah sakit-sakitan. Banyak orang percaya bahwa ibu dan ayah Abdullah tidak serasi memelihara Abdullah sehingga Abdullah mudah terserang menyakit. Apabila itu terjadi, Abdullah disarankan supaya dijual kepada orang yang memiliki anak banyak. Karena ibu bapaknya sangat menyayangi anaknya, dituruti semua adat yang berlaku agar anaknya bisa hidup.
            Ketika berumur 6 tahun, Abdullah terserang penyakit buang air darah. Beliau menderita penyakit tersebut selama 1 tahun. Denagn izin Allah SWT, penyakitnya sembuh. Badannya pulih seperti sedia kala.    
            Abdullah sangat di manja oleh neneknya. Beliau tidak pernah di dipukul ataupun dimarahi oleh neneknya. Karena itu, Abdullah tidak peduli untuk ikut pengajian, dan lebih suka bermain. Oleh sebab terlalu dimanja, beliau belum dapat 1 juz pun.
            Bapak nya pun kembali dari Siak. Setelah sampai, dia bertanay tentang Abdullah kepada nenek. Dia bertanya kepada nenek sudah berapa juz dan ilmu apa yang Abdullah dapat. Beberapa hari kemudian, bapak Abdullah pindah ke rumah lain, tidak jauh dari Kampung Pali. Setiap hari, Abullah pergi mengaji ke tempat belajar, dan malamnya dia diajar oleh bapaknya di rumah. Banyak sekali pukulan dan tamparan yang diterima oleh Abdullah. Jari-jarinya bengkak kena pukul karena salah menulis. Demikian sukarnya untuk mendapatkan ilmu, akal, kepandaian, dan pelajaran yag baik. Pada ketika itu, hati Abdullah dipenuhi kebencian kepada bapaknya. Dia senantiasa berdoa agar bapaknya segera mati agar dia tidak susah belajar lagi.
Apabila dia terkenang segala susah, tmpar, maki dan tengki herdik gurunya, dia selalu berfikir, jika tiada suluh, niscaya dia akan mudah terperosok ke lembah  yang gelap. Dia berdoa kepada allah agar diberikan kerahmatan, kesejahteraan dan kebajikan kepada guru yang telah memberinya ilmu.
Sewaktu Abdullah belajar, bapaknya menyuruhya bersembahyang di masjid 5 waktu sehari. Jika dilihatnya Abdullah tidak pergi ke masjid walau 1 waktu, tentulah dia mendapat pukulan. Semua hal yang disuruh oleh bapaknya jika tidak betul dia kerjakan, maka dia akan mendapat pukulan dengan rotan. Bapaknya mengajarinya ilmu dengan kekerasan, tapi hasil yang diteima oeh Abdullah sangatlah bermanfaat.
Suatu hari, Abdullah mengeluh kepada ibunya. Mengeluhkan tentang apa yang dilakukan oleh Bapaknya kepada dia. Seperti, melarangnya bermain, melarangnya brgaul dengan teman dan hanya disuruh duduk dan belajar. Ibu abdulah hanya menjawab, “Nak, belum sampai Fahammu. Sekarang engkau belum tau gunanya ilmu. Kemudian hari, engkau akan tau gunanya ilmu, dan kasih ibu bapak terhdap anaknya.” Dan benar kata ibunya, sekarang Abdullah sadar dan bisa merasakan manisnya ilmu itu, lebih manis daripada madu.      
            Abdullah mencatat pemandangan dan suasana Kota Melaka yang ramai penduduknya. Abdullah memerikan kerja-kerja merobohkan tembok-tembok kota Melaka dengan perintah Raja Farquhar. Kota itu diruntuhkan dengan menggunakan bom.
            Suatu ketika, tuan Raffles mencari juralis melayu dan Abdullah terpilih menjadi jurnalis dari tuan raffles. Menurutnya tuan Raffles amat mementingkan ilmu. Abdullah juga bertemu dengan lord Minto, seorag pegawai tertinggi inggris yang rendah hati terhadap semua orang.
            Abdullah belajar bahasa inggris dari seorang paderi bernama tuan milne dan tuan Marrison. Sebaliknya, Abdullah dimita mengajarkan mereka tentang bahasa melayu. Abdullah juga membantu tuan Milne membuat senarai kosa kata bahasa melayu dengan padanan kata bahasa inggris.
            Suatu hari, Raffles mengusulkan mendirikan sebuah sekolah pendidikan anak-anak singapura. Setelah distujui, walaupun dibantah secara senyap oleh bangsa melayu, sekolah itu tetap didirikan yang bergelar “institution”. Kepulangan tuan Raffles aman mndukacitaka Abdullah. Suatu kabar buruk sampai ke Abdullah. Kabar itu adalah terbakarnya kapal raffles beserta muatannya dibengkulu. Hal itu membuat aaaaabdullah sangat sedih.
            Kejadian buruk menimpa Abdullah, barangbarang miliknya ang hendak dibawa pulang hangus terbakar dalam kejadian kebakaran yang sangat besar. setelah kejadian itu, Abdllah mengarang “ Syair Singapura Terbakar”.

1 komentar: